Rabu, 05 Desember 2012

Iptek dan kemiskinan


BAB  I
PENDAHULUAN


1.1   Latar Belakang

Berbicara tentang ilmu pengetahuan,teknologi dan kemiskinan tidak mustahil kita akan melihat ke masa lampau atau masa depan yang penuh dengan ketidakpastian.Yang mungkin permasalahannya adalah kontinuitas dan perubahan,harmoni,dan disharmoni. Bahasa “Ilmu Pengetahuan” sudah lazim digunakan dalam kehidupan sehari-hari,terdiri dari dua kata yaitu “ilmu” dan “pengetahuan”. Namun, berbicara tentang pengetahuan saja akan menghadapi berbagai masalah,seperti kemampuan kita dalam memahami fakta pengalaman dan dunia realitas,hakikat pengetahuan,kebenaran,kebaikan,membentuk pengetahuan,sumber pengetahuan dan sebagainya. Teknologi dalam penerapannya sebagai jalur utama yang dapat menyonsong masa depan,sudah diberi kepercayaan yang mendalam. Dia dapat mempermudah kegiatan manusia, meskipun mempunyai dampak sosial yang muncul sering lebih penting artinya daripada kehebatan teknologi itu. Kemiskinan sendiri merupakan tema sentral dari perjuangan bangsa, sebagai perjuangan yang akan memperoleh kemerdekaan bangsa dan motivasi fundamental dari cita-cita masyarakat adil dan makmur. Berbicara tentang kemiskinan akan menghadapkan kita pada persoalan lain, seperti persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok, posisi manusia dalam lingkungan sosial dan persoalan yang lebih jauh, bagaimana ilmu pengetahuan (ekonomi) dan teknologi memanfaatkan sumber daya alam untuk mengurangi kemiskinan di tengah masyarakat.

1.2   Batasan Masalah
                       
Pada tulisan ini hanya akan menerangkan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, atau biasa disingkat IPTEK, Kemiskinan dan IPTEK yang Mempengaruhi Kemiskinan.

BAB  II
IPTEK dan KEMISKINAN


2.1   Ilmu Pengetahuan

Ilmu : suatu proses pemikiran dan analisis yang rasional, sistimatik,  logik dan konsisten
Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh   dari keterbatasannya
Pengetahuan  :  berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan inderawi
Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya.

Jadi, Ilmu Pengetahuan  : seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia
           
Ilmu pengetahuan dapat dibuktikan dengan percobaan yang transparan
dan objektif.

Untuk membuktikan pengetahuan itu benar, teori kebenaran pengetahuan :

1. Apabila dalil (proposisi) itu mempunyai hubungan dengan dalil (proposisi) yang terdahulu
2.  Apabila ada kesesuaian dengan kenyataan


3.  Apabila mempunyai konsekuensi praktis dalam diri yang mempunyai pengetahuan itu


Ilmu pengetahuan memiliki 3 komponen :

a. Ontologis : apa yang dikaji oleh pengetahuan, sehingga jelas ruang lingkup yang menjadi objek penelaahannya

b. Epistemologis : cara bagaimana materi pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi tubuh ilmu pengetahuan

c.  Aksiologis : asas menggunakan ilmu pengetahuan/fungsi dari ilmu pengetahuan

Untuk mencapai suatu pengetahuan yang ilmiah dan obyektif diperlukan sikap yang bersifat ilmiah, 4 hal :

1.  Tidak ada perasaan yang bersifat pamrih sehingga menacapi pengetahuan ilmiah yang obeyktif
2.  Selektif, artinya mengadakan pemilihan terhadap problema yang dihadapi supaya didukung oleh fakta/gejala, dan mengadakan pemilihan terhadap hipotesis yang ada
3.  Kepercayaan yang layak terhadap kenyataan yang tak dapat diubah maupun terhadap  indera dan budi yang digunakan untuk mencapai ilmu
4.  Merasa pasti bahwa setiap pendapat, teori maupun aksioma terdahulu telah mencapai kepastian, namun masih terbuka untuk dibuktikan kembali

Langkah-langkah dalam memperoleh ilmu dan objek ilmu meliputi rangkaian kegiatan da tindakan :

a.  Pengamatan :  kegiatan yang diarahkan kepada fakta yang mendukung apa yang dipikirkan untuk sistematis
b.  Menggolong-golongkan dan membuktikan deengan cara berpikir analitis, sintetis, induktif, dan deduktif

 c.  Pengujian kesimpulan dengan menghadapkan fakta-fakta sebagai upaya mencari berbagai hal yang merupakan pengingkaran

Penelitian dasar bertujuan utama menambah pengetahuan ilmiah, penelitian terapan adalah untuk menerapkan secara praktis pengetahuan ilmiah.

2.2   Teknologi

Teknologi : keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
Luasnya bidang teknik :

1.  Teknik bidang ekonomi : teknik mampu menghasilkan barang-barang industri. Dengan teknik, mampu mengkonsentrasikan kapital sehingga terjadi sentralisasi ekonomi
2.  Teknik bidang organisasional seperti administrasi, pemerintahan, manajemen, hukum dan militer
3.  Teknik bidang manusiawi. Teknik telah menguasai seluruh sector kehidupan manusia, manusia semakin harus beradaptasi dengan dunia teknik dan tidak ada lagi unsur pribadi manusia yang bebas dari pengaruh teknik

Pandangan terhadap teknologi harus menekankan pada keserasian antara teknologi dengan kepentingan manusia dan integritas ekonomi yaitu dengan cara :

a.  Memberikan banyak alternatif pilihan teknologi
b.  Adanya interaksi yang serasi antara manusia, mesin-mesin, dan biosfer. Agar sistem ekonomi terpelihara
c.  Teknologi harus menopang hidup manusia, bukan sebaliknya

Upaya Menjinakkan Teknologi :
a. Mempertimbangkan/mengganti kriteria utama dalam menerapkan suatu  inovasi teknologi yang didasarkan pada keuntungan ekonomis
        b.  Penerapan teknologi harus merupakan hasil kesepakatan dari berbagai disiplin ilmu

2.3   Kemiskinan

Kemiskinan : keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan

Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan
     
Kemiskinan menentukan batas minimum pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok, dipengaruhi oleh  :

1. Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, adat istiadat, dan sistem nilai yang dimiliki

2. Posisi manusia dalam lingkungan sekitar

  3. Kebutuhan objectif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi

Ciri – Ciri Kemiskinan :

1.  Tidak memiliki faktor-faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, ketrampilan

2. Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri, seperti untuk memperoleh tanah garapan ataua modal usaha

3.  Tingkat pendidikan rendah, tidak sampai tamat SD


4.  Kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas

5.  Banyak yang hidup di kota berusia muda, dan tidak mempunyai ketrampilan

Kemiskinan dapat dikatagorikan 3 Unsur :         
a.  Disebabkan handicap badaniah ataupun mental seseorang
b.  Disebabkan oleh bencana alam
c. Kemiskinan buatan : kemiskinan yang timbul oleh dan dari struktur-struktur buatan manusia, baik struktur ekonomi, politik, sosial maupun kultural



2.4   IPTEK  Mempengaruhi Kemiskinan

Bagaimana ilmu pengetahuan (ekonomi) dan teknologi memanfaatkan sumber daya alam untuk membasmi kemiskinan. Alokasi serta kualitas sumber daya alamnya. Dilihat dari sektor pertanian berdasarkan memanfaatkan sumber daya alam, Tingkat produktivitas yang rendah disebabkan oleh jumlah pekerja di sektor tersebut terlalu banyak, sedangkan tanah, kapital, dan teknologi terbatas serta tingkat pendidikan petani yang rata-ratanya sangat rendah. Kemiskinan muncul akibat perbedaan kualitas sumber daya manusia karena kualitas sumber daya manusia yang rendah berarti produktivitas juga rendah, upahnya pun rendah. Untuk itu diperlukan program-program pelatihan ketrampilan dalam pemahaman berbasis IPTEK. Juga kurangnya kegiatan-kegiatan/fasilitas lapangan kerja di luar bidang pertanian. Solusinya melaksanakan 78 jalur pemerataan yang meliputi : pemerataan pembagian pendapatan, penyebaran pembangunan di seluruh daerah, kesempatan memperoleh pendidikan, kesehatan, dan kesempatan kerja.
Kemiskinan dipelajari oleh banyak ilmu, seperti ilmu sosial, ekonomi, dan budaya. Dalam ekonomi, dua jenis kemiskinan dipertimbangkan: kemiskinan absolut dan relatif. Dalam politik, penanggulangan aktif termasuk rencana perumahan, pensiun sosial, kesempatan kerja khusus. Dalam hukum, telah ada gerakan yang mencari pendirian "hak manusia" universal yang bertujuan untuk menghilangkan kemiskinan. Dalam pendidikan, kemiskinan memengaruhi kemampuan murid untuk belajar secara efektif dalam sebuah lingkungan belajar. Terutama murid yang lebih kecil yang berasal dari keluarga miskin, kebutuhan akan keamanan dan rumah yang stabil, pakaian, dan kurangnya kandungan gizi makan mereka membayangi kemampuan murid-murid ini untuk belajar.

BAB  III
KESIMPULAN

Penanganan kemiskinan pada prinsip­nya merupakan pemecahan masalah-masalah yang berkaitan dengan kondisi sumberdaya alam yang tidak menguntungkan dan  rendah­nya akses kelompok masyarakat miskin terhadap peluang- pel­uang yang tersedia. Oleh karena itu upaya pengentasan yang  harus diarahkan pada :

a.      Meningkatkan kualitas dan kemampuan sumberdaya manusia, melalui jalur pelayanan   pendidikan (pemantapan IMTAQ dan transfer IPTEK), pelayanan kesehatan dan perbaikan gizi

b.      Mengembangkan dan membuka usaha produk­tif yang dapat diakses oleh kelompok masyarakat miskin secara berkelanjutan serta memperbesar akses masyarakat miskin dalam penguasaan faktor produksi

c.  Memelihara dan memperbaiki fungsi produktif dari sumberdaya alam bagi  masyarakat miskin

d.      Pemihakan kebijakan publik yang mampu mendorong peningkatan daya beli masyarakat miskin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar