BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masyarakat pedesaan di Indonesia tergolong
masyarakat yang sangat jauh tertinggal, hal ini disebabkan keberedaan wilayah
yang jauh dari pusat pembangunan Nasional. Bahkan hampir tidak tersentuh oleh
pembangunan Nasional. Beberapa metode dan pendekatan telah dikembangkan untuk
memahami masalah dan membantu merumuskan kebijakan guna memecahkan masalah
pembangunan pedesaan. Sejak tahun 1970an para pakar banyak yang memanfaatkan
metode, pendekatan, dan logika berfikir survei verifikatif dalam meriset masalah
sosial masyarakat pedesaan. Masyarakat desa adalah komunitas yang tinggal di
dalam satu daerah yang sama, yang bersatu dan bersama-sama, memiliki ikatan
yang kuat dan sangat mempengaruhi satu sama lain. Hal ini dikarenakan pada
masyarakat desa tradisi itu masih sangat kuat dan kental. Bahkan terkadang
tradisi ini juga sangat mempengaruhi perkembangan desa, karena terlalu tinggi
menjunjung kepercayaan nenek moyang mengakibatkan sulitnya untuk melakukan
pembaharuan desa. Di sisi lain banyak hal yang mengakibatkan sebuah desa sulit untuk mengalami
pembaharuan, antara lain isolasi wilayah, yaitu desa yang wilayahnya berada
jauh dari pusat ekonomi daerah, desa yang mengalami ketertinggalan di bidang
pembangunan jalan dan sarana-sarana lainnya, sulitnya akses dari luar, bahkan
desa yang mengalami kemiskinan dan keminiman tingkat pendidikan. Pada umumnya
masyarakat desa diidentikkan dengan masyarakat petani, ini dikarenakan
masyarakat pedesaan dominan bermata pencaharian dari hasil pertanian yang
merupakan petani-petani miskin yang mata
pencahariannya di bawah garis kemiskinan. Hal ini menunjukkan kesenjangan yang
sangat jauh dari masyarakat perkotaan.Studi yang banyak dilakukan sebelumnya
mengenai pembangunan pedesaan biasanya lebih menyoroti perekonomian desa. Hasil-hasil yang dicapai
antara lain berupa gambaran tentang kondisi kehidupan sosial ekonomi, keadaan
pemenuhan kebutuhan pokok penduduk, tingkat produksi dan fasilitas pemasaran komoditi
yang dihasilkan penduduk, dan prospek kehidupan desa pada umumnya. Dalam studi
kita sekarang ini fokus perhatian diarahkan tidak pada perekonomian desa,
tetapi pada manusia desa. Maka hasil pembangunna pedesaan tidak sematamata
diartikan sebagai peningkatan produksi, penyempurnaan pemasaran atau
diversifikasi dalam perekonomian desa, tetapi lebih bersifat konprehensif, yang
mencakup spektrum kemanusiaan yang luas. Tujuan dan hasil akhir dari pendekatan
yang demikian adalah pembangunan manusia seutuhnya di pedesaan yang diartikan
sebagai: ”kemajuan yang mantap dan terus menerus dalam kondisi kehidupan yang
mengandung unsur-unsur kebebasan, kebahagiaan, dan keamanan bagi seluruh
anggota masyarakat”.
1.2
Batasan Masalah
Pada tulisan ini hanya akan menerangkan Masyarakat Perdesaan dan Perkotaan yang berkaitan
dengan pengertian, agama, ciri-ciri, perbedaan, aspek kelebihan dan kekurangan.
BAB II
MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN
2.1 Pengertian Masyarakat
Kata masyarakat dikutip dari kata dalam bahasa
Inggris, yaitu society yang artinya
sekelompok orang yang berkumpul membentuk sebuah sistem yang berinteraksi antar
individu-individu yang berada di bawah kelompok tersebut.
Masyarakat adalah perwujudan kehidupan bersama
manusia.
Masyarakat adalah sekelompok individu yang
mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan memiliki budaya.
Masyarakat dapat mempunyai arti yang luas dan
sempit.
Arti luas masyarakat : keseluruhan hubungan-hubungan
dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa.
Arti sempit masyarakat : sekelompok manusia yang
dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, misalnya territorial, bangsa, golongan.
2.2 Ciri - Ciri
Masyarakat
1. Beranggotakan minimal 2 orang.
2. Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan.
3. Berhubungan dalam waktu yang
cukup lama yang menghasilkan manusia baru yang saling berkomunikasi dan membuat
aturan-aturan hubungan antar anggota masyarakat.
4. Menjadi sistem hidup bersama
yang menimbulkan kebudayaan serta keterkaitan satu sama lain sebagai anggota
masyarakat.
2.3 Tipe - Tipe Masyarakat
1.
Tipe masyarakat yang berkebun yang amat sederhana
dengan ubi jalar sebagai tanaman pokoknya dalam kombinasi dengan berburu atau
meramu.
2.
Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan bercocok tanam di
ladang atau di sawah dengan padi sebagai tanaman pokok. Sistem dasar
kemasyarakatannya berupa “Komunitas Petani”.
3.
Tipe masyarakat perkotaan yang mempunyai ciri-ciri
pusat pemerintahan dengan sektor perdangan dan industri yang lemah.
4.
Tipe masyarakat metropolitan yang mulai mengembangkan
suatu sektor perdangan dan industri yang agak berarti, tetapi yang masih
didominasi oleh aktivitas kehidupan pemerintah.
Dipandang dari Cara Terbentuknya, Masyarakat dapat dibagi :
1. Masyarakat Paksaan, misal Negara, Masyarakat Tawanan
2. Masyarakat Merdeka :
a. Masyarakat Nature : masyarakat yang terjadi dengan sendirinya,
seperti gerombolan, suku, yang bertalian dengan hubungan darah/ keturunan.
b. Masyarakat Kultur : masyarakat yang terjadi karena kepentingan
keduniaan/kepercayaan, misal koperasi, kongsi perekonomian, gereja.
2 Tipe Masyarakat
:
a. Masyarakat kecil yang belum begitu kompleks,
yang belum mengenal pembagian kerja, belum mengenal struktur dan aspek-aspeknya
masih dapat dipelajari sebagai satu kesatuan.
b. Masyarakat yang sudah kompleks, yang sudah
jauh menjalankan spesialisasi dalam segala bidang dikarenakan ilmu pengetahuan
modern, teknologi yang sudah maju.
2.4 Syarat Masyarakat
1. Harus ada pengumpulan
manusia, dan harus banyak, bukan pengumpulan binatang
2. Telah bertempat tinggal
dalam waktu yang lama disuatu daerah tertentu
3. Adanya aturan-aturan
atau undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju pada kepentingan dan
tujuan bersama
2.5 Pengertian Masyarakat
Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan
Masyarakat Pedesaan (Rural Community) :
masyarakat yang tinggal di pedesaan dan di kategorikan sebagai
masyarakat yang hidup melalui dan dalam suasana pemikiran alam pedesaan
Biasanya mereka bekerja, berfikir, dan
melakukan kegiatan apapun selalu mendasarkan diri pada apa-apa yang biasa
berlaku di daerah pedesaan.
Masyarakat Perkotaan (Urban
Community) : masyarakat yang mayoritas
penduduknya hidup berjenis-jenis usaha yang bersifat non agraris
2.6 Ciri – Ciri Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan
Ciri – Ciri Masyarakat Pedesaan :
a. Warganya mempunyai
hubungan yang lebih mendalam dan erat
b. Memiliki pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antra ribuan
jiwa
c. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukuaan terhadap
kebiasaan
d. Sistem kehidupan
umumnya berkelompok dengan dasar ke keluargaan
e. Sebagian
besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian
f. Cara berusaha (ekonomi) ialah agraris yang
paling umum yang sangat dipengaruhi alam sekitar seperti : iklim, keadaan alam,
kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan
g.
Masyarakatnya homogen, seperti dalam hal
mata pencaharian, agama, adat istiadat
Ciri – Ciri Masyarakat Perkotaan :
a.
Kehidupan keagamaan berkurang bila
dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa
b. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya
sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah
manusia perorangan /individu
c. Pembagian kerja di antara warga-warga kota
juga lebih tegas dan memiliki batas-batas yang nyata
d. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan
pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa
e. Interaksi yang terjadi lebih banyak terjadi
berdasarkan pada faktor kepentingan daripaa faktor pribadi
f. Pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat
penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu
g. Perubahan-perubahan sosial tampak dengan
nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari
luar
2.7 Perbedaan Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan
1. Jumlah Dan Kepadatan Penduduk
2. Lingkungan Hidup
3. Mata Pencaharian
4. Corak Kehidupan Sosial
5. Stratifikasi Sosial
6. Mobilitas Sosial
7. Pola Interaksi Sosial
8. Solidaritas Sosial
9. Kedudukan Dalam Hierarki Administrasi Nasional
2.8 Aspek Positif dan Negatif
Aspek Positif Fungsi dan Tugas Aparatur
Pemerintah Kota Harus di Tingkatkan :
a. Aparatur kota harus dapat menangani berbagai
masalah yang timbul di kota. Untuk itu, maka pengetahuan tentang administrasi
dan perencanaan kota harus dimilikinya
b. Kelancaran dalam pelaksanaan pembangunan dan
pengaturan tata kota harus di kerjakan dengan cepat dan tepat, agar tidak
disusul dengan masalah lain
c. Masalah keamanan kota harus dapat di tangani
dengan baik sebab kalau tidak, maka kegelisahan penduduk akan menimbulkan
masalah baru
d. Dalam rangka pemekaran kota, harus di
tingkatkan kerjasama yang baik antara para pemimpin di kota dengan para
pemimpin di tingkat Kabupaten, tetapi juga dapat bermanfaat bagi wilayah
Kabupaten dan sekitarnya
Aspek
Negatif Masalah Kota :
a.
Menekan angka kelahiran
b. Mengalihkan pusat pembangunan pabrik
(industri) ke pinggiran kota
c. Membendung urbanisasi
d. Mendirikan kota satelit dimana pembukaan
usaha relatif rendah
e.
Meningkatkan fungsi dan peranan kota-kota kecil/desa-desa yang telah ada
di sekitar kota besar
f. Transmigrasi
bagi warga yang miskin dan tidak memiliki pekerjaan.
2.9 Agama
Agama yang dianut oleh masyarakat
perkotaan dan masyarakat pedesaan umumnya sama yaitu beragama Islam, Kristen,
Hindu, Budha. Namun yang membedakan adalah masyarakat pedesaan yang umumnya di
daerah pedalaman masih mengikuti adat istiadat nenek moyang yang sering
dilaksanakan.
BAB III
KESIMPULAN
Masyarakat terdiri atas berbagai orang, dengan ragam
pandangan, sikap, nilai dan kepentingan. Ada masyarakat yang tinggal di
perkotaan yang disebut masyarakat perkotaan, dan sebaliknya ada masyarakat yang
tinggal di pedesaan yang disebut masyarakat pedesaan. Masyarakat pedesaan dan
perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain.
Terdapat hubungan yang erat, bersifat ketergantungan, karena diantara saling
membutuhkan. Kota tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan
bahan-bahan pangan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis-jenis
pekerjaan tertentu di kota misalnya saja buruh bangunan dalam proyek-proyek
perumahan, proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan.
Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yang juga diperlukan oleh orang
desa seperti alat transportasi, bahan-bahan pakaian, alat dan obat pembasmi
hama pertanian, minyak tanah, obat-obatan untuk memelihara kesehatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar